Selesaikan Studi S2 Di Unsrat, Seorang Anak Petani asal Minsel Raih Predikat Cumlaude

Andika Valentino Piay S.AB.,MM anak Petani asal Minahasa Selatan yang berhasil meraih Magister dengan predikat Cumlaude

Manado, SatuUntukSemua.id – Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado menggelar upacara wisuda periode ke II Tahun 2025/2026 yang diikuti oleh 984 orang lulusan S2 untuk program doktor, magister, PPDSp-1, Profesi dan sarjana gelombang V tahun akademik 2024-2025. Upacara di Gedung Auditorium Kampus Unsrat Kota Manado, Sulawesi Utara, pada 17 April 2025 kemarin.

Dari 984 lulusan yang diwisuda, ada wisudawan Andika Valentino Piay S.AB.,MM yang merupakan lulusan Program Studi Ilmu Magister Manajemen.

Mahasiswa yang lahir dari keluarga yang dangat sederhana di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), tepatnya di Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang itu, tumbuh dalam serba keterbatasan.

Andika menerima beasiswa prestasi kuliah S1 nya untuk mengejar mimpinya duduk di bangku kuliah. dan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Unsrat Manado.

Saat di jenjang pendidikan tinggi yang memberikan gelar sarjana S1 nya, Andika menyelesaikan program studi Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsrat dengan predikat Cumlaude. Dirinya kemudian melanjutkan jenjang pendidikan lanjutan dengan program Magister Manajemen dengan predikat yang sama cumlaude.

Andika Anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Jemmy Piay (Ayah) yang berprofesi sebagai petani dan Siska Momongan (Ibu) yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dikenal mandiri, dirinya sudah berusaha sendiri demi meringankan beban orang tuanya.

Disaat dirinya berhasil menyelesaikan studi S1 nya, dirinya membuka usaha dibidang event dekorator atau event stylist demi membantu ekonomi keluarganya. Hal itu dilakukannya untuk biaya pendidikan studi S2 nya dan demi meringankan beban orang tuanya yang hidup dalam keterbatasan.

Membuka usaha dibidang event dekorator, tidak membuat Andika putus asa dalam belajar. Justru dari kesibukan yang bermanfaat tersebut, membuatnya lebih semangat dalam menggapai impiannya.

Ia juga ingin membuktikan kepada orang-orang yang menganggap orang tuanya tidak akan mampu membawanya ke jenjang perguruan tinggi, hal itu kini dibuktikan dengan menyandang gelar Magister setelah lulus dari Unsrat dengan predikat cumlaude.

Peraih IPK S2 3,95 itu mengaku harus pandai membagi waktu. Hal ini merupakan tantangan terbesar baginya untuk bisa mendapatkan hasil optimal dalam belajar dan mencari pundi-pundi rupiah guna menambah pemasukannya.

“Tujuan awal saya kuliah karena ingin membanggakan orang tua, serta membuktikan pada diri sendiri dan orang lain bahwa seorang anak petani juga berhak mengenyam pendidikan tinggi hingga meraih gelar sarjana sampai Magister serta bisa mengubah nasib keluarga,” katanya.

Disela kesibukannya kuliah, bekerja dan mengikuti kegiatan organisasi, alumnus FISIP itu tetap menjalani semua dengan penuh tanggung jawab dan semangat. Di waktu senggang  dia manfaatkan untuk melakukan aktivitas yang menyegarkan pikiran.

Dirinnya juga berpesan kepada para mahasiswa yang juga sama-sama berjuang seperti dirinya untuk meraih mimpi mengenyam pendidikan tinggi, bahwa perjalanan itu bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang tetap bertahan.

“Tetap semangat untuk mengejar mimpi mu meski pun prosesnya sedikit sulit namun nikmati saja karena setiap proses kalau kita melibatkan Tuhan di dalamnya, pasti semuanya akan berjalan sesuai kehendak Tuhan dan itu adalah yang terbaik yang telah Tuhan persiapkan bagi kita nanti,” ungkap Andika.

Dirinya juga mengingatkan kepada para mahasiswa, untuk menghargai jerih payah orang tua.

“Jangan sia-siakan upaya orang tua dalam membiayai pendidikan kita. karena semua itu mendatangkan kebaikan bagi pribadi dan kehidupan keluarga kita nanti. Silahkan bergaul tetapi jangan pernah lupa tugas dan tanggung jawabmu dalam mengejar pendidikan,” harapnya.

Ia juga pernah merasa lelah, ingin menyerah, bahkan ragu dengan kemampuan sendiri. Namun, satu hal yang selalu dipegangnya yaitu setiap proses itu membentuk, bukan hanya mengantarkan.

“Kuliah bukan hanya tentang lulus, tapi tentang bagaimana tumbuh sebagai pribadi yang lebih tangguh, lebih bijak, dan lebih siap menghadapi dunia nyata,” tambah Andika. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *