satuuntuksemua.id – Kain Batik merupakan salah satu aset budaya bangsa Indonesia yang secara keseluruhan teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya terkait telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.
Hal itu yang menjadi cikal bakal 2 Oktober dijadikan Hari Batik Nasional. Pada momentum peringatan di tahun ini pun, turut dimaknai masyarakat Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Salah satunya, Sekretaris Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unsrat, Gloria Saroinsong yang juga ikut berkompetisi dan menjuarai perhelatan lomba paduan suara pada bulan Agustus kemarin di Chulalongkorn University Bangkok, Thailand.
Menurutnya, dalam memaknai kain batik sebagai warisan budaya tak hanya semata-mata pada Hari Batik Nasional saja.
“Kami memaknai batik sebagai warisan budaya dengan memasukan elemen batik kedalam seragam kompetisi kami,” ujarnya, Senin (2/10/2023).

Gloria mengatakan, Tim paduan suara mereka memaknai batik ini dengan memasukannya kedalam seragam prakompetisi dan kompetensi saat di Thailand.
“Jadi semua penampilan kami di Thailand tidak terlepas dari sentuhan batik, bisa dikatakan bukan hanya membawa nama Indonesia ke kanca internasional tapi kami juga membawa batik sebagai warisan budaya indonesia bersama kami,” ucap Mahasiswi Unsrat Semester akhir itu.

Mahasiswi Ilmu Komunikasi itu pun berpesan untuk generasi muda masa kini lebih menghargai batik sebagai warisan budaya Indonesia dengan cara mengenakannya.
“Jangan malu untuk mempromosikan serta mengkreasikannya kedalam tren-tren busana masa kini,” tutupnya. *(Mesias Rombon)