MITRA, SATUUNTUKSEMUA.Id- Supratman Abraham, masyarakat Desa Ratatotok Tengah Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ini menggunakan kartu JKN dan mengakui tidak mengalami kesulitan dan mendapatkan pelayanan yang baik saat berobat.
Susu sapaan akrabnya, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara . Ia mengidap Tuberkulosis (TB), suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru paru.
Dia bercerita dimana penyakit ini bila tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.
Biasanya gejala berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, tergantung di mana bakteri TBC tumbuh.
Gejala umum ini ditimbulkan oleh TBC di paru-paru seperti batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu dan batuk darah atau dahak (dahak).
Kepada Wartawan, Susu menceritakan pengalamannya saat awal dirinya dinyatakan mengalami sakit TBC Paru.
”Awalnya saya merasa demam dan batuk trus saya langsung ke RS untuk diperiksa, setelah sampai di Rumah Sakit (RS) saya langsung diperiksa dan dokter mengatakan bahwa sakit demam dan batuk yang saya rasakan itu di sebabkan oleh penyakit TBC PARU. Dokter juga memberikan resep obat untuk saya yang harus dikonsumsi secara rutin.”ujar susu, Selasa (20/12).
Susu juga mengatakan bahwa penyakit itu disebabkan karena pola hidup sehatnya yang kurang, masuk angin, dan juga makan yang tidak teratur.
Selama menggunakan kartu JKN ini lanjutnya, ia tidak mengalami kesulitan dan mendapatkan pelayanan yang bagus.
“Adanya JKN sangat membantu bagi masyarakat yang kurang mampu,” ungkap dia.
Susu berharap kedepan JKN akanbisa lebih baik lagi dan semoga banyak masyarakat yang mampu maupun kurang mampu lainnya bisa menikmati bpjs.
“Manfaat JKN sangat bagus, semoga kedepan JKN dapat terus memberikan pelayanan secara maksimal dan juga tidak membedakan antara kelas I, II dan ataupun kela III,” tandasnya. (Imanuel Kaloh)