Manado, SatuUntukSemua.ID – Ketua Sinode Pdt Hein Arina, membantah isu yang menyebut dirinya bakal mundur dari jabatannya sebagai Ketua.
Dalam wawancara, Pdt Hein Arina mengatakan bahwa kabar tersebut tidak benar adanya.
“Tidak ada keterangan saya untuk mundur. Saya juga tidak pernah membuat surat pengunduran diri sebagai Ketua Sinode GMIM. Jadi tidak benar isu itu,” tegasnya saat diwawancarai pada Senin, (27/10/2025).
Dirinya menilai, isu tanpa fakta bisa berkembang kapan saja. Menurutnya, proses pengunduran diri sebagai Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (BPMS), memakan proses yang panjang.
“Sesuai tata gereja, Sidang Majelis Sinode Tahunan GMIM pada November nanti tidak ada pemilihan Ketua Sinode GMIM. Karena kalau mau pilih Ketua Sinode GMIM harus kosong. Artinya saya sudah mundur. Atau saya meninggal. Nah syarat-syarat itu yang tidak terpenuhi. Saya tidak mengundurkan diri,” katanya.
Bagi Pdt Hein Arina jika dirinya mundur sebagai Ketua Sinode GMIM berarti dirinya mengkhianati panggilan Tuhan.
“Saya terpilih sebagai Ketua Sinode GMIM adalah panggilan Tuhan. Kalau saya mundur berarti mengkhianati panggilan Tuhan. Itu tidak boleh,” ujarnya.
Pdt Hein Arina juga mengatakan bahwa, jika benar dirinya mengajukan surat pengunduran diri maka, tidak langsung serta merta dinyatakan mundur.
“Di Sinode ada bidang yang mengurus tentang hal tersebut. Jadi ketika surat dimasukkan, bidang ini akan melakukan proses pengembalaan, penilikan kemudian dilanjutkan dengan disiplin. dan itu berlaku bagi semua pelsus dan perangkat pelayanan lainnya. Termasuk BPMS GMIM,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu sumber yang ditemui Manado Post mengatakan bahwa, proses pergantian jabatan Ketua Sinode GMIM dapat dilakukan dalam Sidang Majelis Sinode Tahunan, apabila posisi jabatan tersebut sudah terjadi kekosongan.
“Pdt Hein Arina tidak mengirimkan surat pengunduran diri. Jadi dalam Sidang Tahunan GMIM tidak ada dasar yang diatur dalam tata gereja GMIM tahun 2021 untuk melakukan pergantian atau pemilihan Ketua Sinode GMIM. Jika ingin melakukan pengisian kursi Ketua Sinode, maka tata gereja harus dirubah dahulu. Karena Pdt Hein Arina tidak pernah mundur,” tandasnya. (***)






