Kantongi Ribuan Data Pelaku UMKM di Sulut, CEP: Pentingnya Arah Anggaran untuk Dukung UMKM dan Ekraf

Christiany Eugenia Paruntu Anggota Komisi VI DPR RI

Manado, SatuUntukSemua.ID – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus meningkat. Dari data Kementerian Koperasi dan UKM melalui situs mereka, serta merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang melakukan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM (PL-KUMKM), saat ini jumlahnya dikisaran mencapai lebih dari 65 juta unit usaha pada tahun 2024 dan diperkirakan sekitar 65,5 juta pada tahun 2025.

Hal ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dan menjadikan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Peningkatan ini didorong oleh adopsi digitalisasi dan berbagai program pemerintah yang bertujuan meningkatkan daya saing dan pertumbuhan UMKM di kancah nasional maupun internasional.

Di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), merupakan daerah dengan peningkatan para pelaku UMKM yang terus bertumbuh signifikan setiap tahunnya.

Christiany Eugenia Paruntu (CEP), Anggota DPR RI Komisi VI dari fraksi Golkar mengatakan, keberpihakan anggaran harus terlihat secara detail dalam program-program yang langsung menyentuh masyarakat terutama dalam postur anggaran pada kementerian UMKM dan kementrian Ekonomi kreatif.

“Besarnya jumlah pelaku UMKM dan pelaku yang perlu mendapatkan pembinaan secara menyeluruh seperti pelatihan, digitalisasi, pengelolaan manajerial hingga pemasaran. Dengan begitu bisa terus menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” kata mantan Bupati Minsel dua periode ini, Minggu (28/09/2025).

Saat ini CEP anggota komisi VI DPR RI, yang membidangi Perdagangan, Kawasan Perdagangan dan Pengawasan Persaingan Usaha, dan BUMN, telah melakukan pendataan terhadap pelaku UMKM di Sulut.

Dari data yang dikumpulkan tersebut, kemungkinan besar para pelaku UMKM akan mendapat bantuan baik dari permodalan maupun pelatihan.

“Sampai saat ini, ada sekitar 1500 pelaku UMKM yang sudah masuk datanya di kami. Nanti kemudian dari data ini kami akan perjuangkan untuk bantuan bagi mereka, baik dari bantuan permodalan sampai dengan bantuan pelatihan. Semua akan kami bahas di senayan sebagai salah satu aspirasi masyarakat,” tambah CEP.

Selain itu, CEP yang juga Wakil Bendahara Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), berharap kehadiran Koperasi Merah Putih bisa membantu para pelaku UMKM yang sulit mendapatkan keterampilan pemasaran secara digital.

“Koperasi Merah Putih harus menjadi pintu masuk untuk memberi ruang lebih besar kepada mereka, karena ketika UMKM berdaya, maka ekonomi keluarga dan desa juga ikut tumbuh,” jelas CEP.

Sampai saat ini, dirinya juga masih terus melakukan pendataan para pelaku UMKM yang tersebar di Sulut.

Menurutnya, Koperasi Merah Putih bisa jadi motor penggerak dimulainya metode digitalisasi untuk mengembangkan usaha.

Hal itu bisa dilakukan dengan cara menggunakan metode digital untuk pemasaran produk lokal, peminjaman, transparansi keuangan hingga perluasan jaringan usaha. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *