Manado, SatuUntukSemua.ID – Ratusan Organisasi Masyarakat (Ormas) adat turut mengamankan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Sulawesi Utara (Sulut), Jalan Raya Manado-Bitung, Kelurahan Kairagi Satu, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Senin (01/09/25).
Kehadiran ormas adat ini bertujuan memastikan jalannya aksi berlangsung tertib dan aman. Sejumlah ketua ormas bahkan berdialog langsung dengan massa yang berusaha memaksa masuk ke kantor DPRD Sulut.
Salah satu perwakilan ormas adat, Nancy A. Hendriks, menyampaikan pihaknya berusaha menenangkan massa agar tidak menerobos barikade polisi.
“Kami tidak menginginkan terjadinya kekacauan. Ormas adat sebagai penjaga tanah Minahasa berupaya menjaga keamanan,” ujar Nancy.
Menurut Nancy, sebagai ormas adat, pihak tidak mengingkan segala bentuk kerusuhan terjadi di Sulawesi Utara.
“Apapun akan kami lakukan, demi menjaga tanah Minahasa agar tidak disusupi oleh oknum-oknum yang akan menjadi perusuh di tanah minahasa ini,” tegas Nancy.
Dirinya bersama dengan para Ormas adat terus mengawal jalannya aksi dari awal sampai akhir.
Dilokasi berjalannya aksi, terpantau Panglima Manguni Makasiouw Andy Rompas dan beberapa Ketua-ketua adat juga ikut mengamankan jalannya aksi ini.
Meskipun DPRD Sulut telah membuka ruang dialog dengan meminta perwakilan massa aksi masuk ke dalam gedung, massa tetap bersikeras ingin memaksa masuk. Kondisi itu akhirnya memicu bentrokan dengan aparat kepolisian dan massa aksi.
Polisi terpaksa menggunakan mobil water cannon dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Kapolda Sulut, Irjen Pol Roycke Hary Langie, menegaskan tindakan aparat sudah sesuai prosedur.
“Massa datang dikawal polisi, bahkan sampai bubar pun tetap dalam pengawalan kami,” katanya.
Dalam pengamanan tersebut, beberapa orang yang diduga provokator berhasil diamankan. Sekitar pukul 19.00 WITA, massa akhirnya dibubarkan dan situasi kembali kondusif. (***)