PT KJL Berhenti Produksi, Ratusan Karyawan Terancam Pengangguran

Foto : Ilustrasi

Minsel, SatuUntukSemua.ID – PT Kelapa Jaya Lestari (KJL), perusahaan yang memproduksi tepung kelapa, yang berlokasi di Desa Kapitu, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), dikabarkan telah berhenti melakukan aktivitas produksinya, Rabu (21/05/25).

Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mentaati aturan pemerintah. Sebelumnya, perusahaan ini dilaporkan warga sekitar tentang masalah limbah. DPRD Minsel kemudian melakukan panggilan terhadap pihak perusahaan untuk Rapat Dengar Pendapat atau RDP di Kantor DPRD Minsel pada hari Senin, 19 Mei 2025 kemarin.

Dalam RDP dengan DPRD Minsel, hadir sejumlah pejabat eksekutif. Mewakili Bupati Minsel Frangky Tangkere Asisten II Pemkab Minsel, Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Disnaker) Minsel Drs Sony Maleke, Kadis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Minsel Roi Sumangkut, Pemerintah Kecamatan dan Hukum Tua Desa Kapitu.

Hasil dari RDP kemarin, DPRD Minsel meminta agar perusahaan tidak melakukan aktivitas pembuangan limbah.

“Kami sudah melakukan sidak ke perusahaan, kemudian kami telah menggelar RDP dan hasilnya, perusahaan diminta untuk berhenti melakukan aktivitas pembuangan limbah,” kata Stefanus D.N Lumowa.

Dari hasil RDP tersebut, saat ini diketahui pihak perusahaan telah memberhentikan aktivitas produksinya.

“Mulai hari ini kami telah memberhentikan aktifitas produksi sambil melengkapi ijin-ijin yang harus kami penuhi,” kata Dany karundeng Asisten Maneger PT KJL.

Akibat dari berhentinya aktifitas perusahaan ini, ada sebanyak 160 karyawan terancam diberhentikan.

“Ya mau tidak mau karena tidak ada produksi, beberapa karyawan harus kami istirahatkan sementara. Sambil menunggu langkah selanjutnya,” tambah Dany.

Meski diistirahatkan sementara, namun hak-hak karyawan tetap dipenuhi oleh pihak perusahaan.

Berhentinya aktivitas perusahaan, dikeluhkan oleh sejumlah karyawan PT KJL. Salah satu karyawan di PT KJL berharap pemerintah bisa memlerhatikan masalah ini.

“Kalau perusahaannya ditutup, terus kami harus kerja dimana. Saat ini susah cari kerja. Kalau bisa, pemerintah sediakan lapangan kerja buat kami, agar keluarga kami bisa makan. Apalagi saat ini, harga bahan pokok semua naik,” keluh Brian Dumais salah satu karyawan di PT KJL.

Dirinya mengatakan, dalam dekat ini para karyawan akan mendatangi kantor DPRD Minsel dan Pemkab Minsel untuk menyampaikan aspirasi mereka.

“Kami yang bekerja di PT KJL akan ke DPRD Minsel dan Kantor Bupati. Untuk menyampaikan aspirasi kami sebagai karyawan di perusahaan. Kami akan menanyakan nasib kami saat ini,” tambahnya.

Diketahui, dari total 160 karyawan PT KJL, ada sebanyak 70 persen karyawan dari Desa Kapitu atau sebanyak 92 karyawan. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *