SATUUNTUKSEMUA.ID – Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) bersama peneliti Dr. Harley Mangindaan, SE,M.SM, memperkenalkan hasil riset inovatif bertajuk “Kreasi Anggur Perjamuan Kudus Berbasis Komoditi Unggulan Sulawesi Utara”.
Hal itu dipertunjukkan Wakil Wali Kota Manado 2010 hingga 2015 ini dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Kota Tomohon, Rabu (29/10) lalu.
Pemaparan dihadiri Rektor UKIT Sandra Korua, dan Wakil Rektor III UKIT Ir. Frangky Tulungen, perwakilan Sinode GMIM, akademisi, serta pelaku industri, menandai langkah baru dalam pengembangan produk liturgi berbasis potensi alam lokal.
Kepada Awak Media, Senin (3/11/2025) malam, Bang Ai (Sapaan Akrabnya Harley Mangindaan) menjelaskan, Riset ini bertujuan menghasilkan prototipe anggur perjamuan kudus non-alkohol berbahan buah unggulan daerah seperti nanas, pala, dan buah naga.
“Komoditi unggulan bukan hanya bernilai ekonomi, tetapi juga berkhasiat dan bisa menjadi media sakramen yang sesuai konteks lokal,” ungkap Penatua PKB Jemaat GMIM Bukit Moria Tikala Baru tersebut.
Riset digagas oleh Suami tercinta Seyla Kudati inipun menjadi langkah inovatif dalam mengintegrasikan iman, ilmu pengetahuan, dan potensi ekonomi daerah.
Dengan memanfaatkan buah unggulan Sulawesi Utara seperti nanas, pala, dan buah naga, produk ini diharapkan menjadi ikon baru liturgi gereja sekaligus membuka peluang pemberdayaan jemaat melalui usaha berbasis komoditi lokal.
“Inovasi ini bukan hanya tentang minuman, tetapi tentang makna spiritual dan pemberdayaan jemaat,” tegas Bang Ai.
SECARA SIMBOLIK DIBUKA PERWAKILAN SINODE HINGGA UNIVERSITAS
Pada acara peluncuran, botol hasil fermentasi berbasis buah lokal secara simbolis dibuka bersama perwakilan sinode dan pimpinan universitas. Para peserta kemudian mencicipi dua varian – fermentasi rendah alkohol dan non-alkohol – sebagai bentuk uji awal kualitas.
Rektor UKIT menilai produk tersebut sudah memenuhi kriteria alami, namun perlu uji laboratorium lanjutan sesuai standar SNI dan izin BPOM.
Sementara, Pendeta Michael Lendo menekankan, Pentingnya makna teologis dalam rasa dan warna produk, dan Pendeta Posumah mendorong kerja sama distribusi dengan sinode GMIM.
Praktisi industri Jimmy Kubertu pengusaha produk Wangae menambahkan, Fermentasi buah lokal mampu menghasilkan cita rasa khas tanpa pewarna buatan, sedangkan Jein (Farmasi UKIT) menyoroti perlunya standar kematangan buah dan komposisi bahan yang konsisten.
Dengan memanfaatkan buah unggulan Sulawesi Utara seperti nanas, pala, dan buah naga, produk ini diharapkan menjadi ikon baru liturgi gereja sekaligus membuka peluang pemberdayaan jemaat melalui usaha berbasis komoditi lokal.
FGD menyimpulkan bahwa riset ini layak dikembangkan menuju tahap produksi massal dan paten. Produk ini diharapkan menjadi ikon baru Sulawesi Utara, yang menggabungkan iman, sains, dan potensi ekonomi lokal.






