Video Pendek, Blockchain dan Big Data

Deon Yohanes Wonggo, Seorang Jurnalis, serta Departemen Komunikasi dan Informasi LPM Sulawesi Utara.

SATUUNTUKSEMUA.ID – Perkembangan media sosial sangat nampak progresnya, bahkan begitu terlihat lompatan-lompatan progresifnya pada berbagai kalangan usia.

Platform media sosial ada berbagai macam dengan kelebihan masing-masing sesuai keinginan pengguna tentunya, tetapi kali ini saya ingin sedikit bicara mengenai perihal Video Pendek.

Ada berbagai macam platform media sosial secara jelas menjadikan video pendek menjadi Value Expert mereka, sebut saja, Tiktok, Hello, Ditok, dan lain sebagainya.

Namun tak luput, pada platform media sosial lainnya justru terkadang video pendeklah jadi primadona mereka, yakni fitur Reels di Facebook maupun Instagaram, ataupun terkadang sering juga ramai di Twitter.

Sampai-sampai pemilik jasa tersebut, membuka keran booster (Iklan Berbayar dengan nominal berdasarkan jangkauan), agar pengguna layanan mereka bisa secara maksimal mempromosikan secara lebih luas, apa yang mereka publikasikan.

Sebagai tambahan, Dalam berbagai data yang tersebar. Banyak pihak tahu, Indonesia merupakan salah satu negara pengakses internet yang luar biasa.

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023.

Kemudian, Jumlah tersebut meningkat 2,67% dibandingkan pada periode sebelumnya yakni sebanyak 210,03 juta pengguna.

Kembali ke pembahasan Video Pendek, bahkan lebih menarik lagi konten video ditambah dengan berbagai macam soundtrack lagu berbagai aliran, sesuai kebutuhan Si Tukang Publis atau “Publisher”.

Percaya atau tidak? Video Pendek sudah punya Branding Imagenya sendiri dikalangan penggunanya, baik di Pengusaha Besar, Pengusaha Menengah, Pengusaha Kecil, bahkan Politisi sekalipun, faktanya demikian.

Dimana dari total penduduk Indonesia yang dikerucutkan pada Jumlah Pemilih di Pemilu 2024 di angka 117 Juta, atau sekitar 52 Persen pemilih yang berada di usia sekitar 17-40 tahun.

Notabenenya adalah pengguna expert media sosial dengan majority pengakses berbagai konten utamanya video pendek atau Reels.

Tentu itu, bukan hal yang kecil bagi kalangan yang akan berkompetisi di Pemilu 2024, dimana berbagai arah maupun sikap ditentukan oleh dari mana informasi didapatkan.

BLOCKCHAIN DAN BIG DATA

Blockchain adalah Infrastruktur Value atau sebutan lainnya yakni Internet Masa Depan. Yang berarti, kedepannya dibutuhkan Platform Ekologi Video Pendek terdisentralisasi satu sama lain.

Dan Faktanya, pembuat aplikasi Media sosial baru, atau yang sudah eksis sekarang ini, akan berlomba-lomba melempar klaim mempunyai kondimen Blockchain didalamnya.

Setelah itu, bicara Big Data atau sebutan lain yaitu, Sebuah Wadah berkumpulnya arus data, dari data mana saja menjadi sebuah databese konkrit, biasanya menjadi sumber penampungan informasi dalam berbagai pengambilan keputusan.

Maka karena itu, kedepannya dibutuhkan Big Data yang sifatnya dinamis, dan mampu memberikan layanan dalam berbagai bentuk, baik Organisasi, Budaya, Bahasa, maupun Negara berbeda di seluruh dunia.

Harusnya, berdasarkan berbagai literatur (Metode Analisis Komunikasi Interpretasi Wacana) disertai pengalaman hadir di berbagai seminar komunikasi informatika.

Alangkah baiknya kedepan, bisa secara langsung menghubungkan pembuat dan pengguna dengan cara “Point To Point” untuk memfasilitasi alokasi sumber daya optimal antara tuntutan ekonomi video pendek itu sendiri.

Pos terkait