Minut, SatuUntukSemua.ID – Produk-produk kerajinan tangan karya anak-anak bangsa, kini semakin berharga, berkualitas jempolan dan mendunia.
Melalui kreativitas dan kerja keras yang dimiliki para pengrajin, kerajinan tangan khas Indonesia kini tak kalah bagusnya dengan produk-produk buatan negara lain.
Contohnya produk hasil kerajainan tangan dari Wale Gonofu, salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan menengah (UMKM) dari Desa Pinenek, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut), merupakan UMKM di bidang pembuatan kerajinan tangan dan dekorasi rumah ramah lingkungan.
Wale Gonofu ini merupakan UMKM yang sukses dan eksis, binaan PT Archi Indonesia Tbk yang merupakan pemilik PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).
Wale Gonofu salah satu UMKM yang dikelola oleh Ambrosius Montolalu, seorang pria dengan seni yang luar biasa. Betapa tidak, produk hasilnya ini dibuat dari bahan dasar sabut kelapa (Gonofu) atau bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar kelapa serta batok kelapa atau tempurung.
“Iya bahan dasar produk kami dari sabut dan batok kelapa, yang kemudian kami buat menjadi aksesoris, souvenir, hiasan bunga dan aneka kerajinan tangan lainnya,” kata Ambrosius Montolalu.
Ia mengaku, usaha yang dirinya dan istrinya kembangkan ini, merupakan usaha yang dirintis sejak tahun 2017 dan sempat mengalami jatuh bangun.
“Usaha ini memang kami rintis dari tahun 2017 silam. banyak tantangan kala itu. Baik kurangnya modal dalam pengembangan usaha, minimnya pasar penjualan serta terbatasnya mesin produksi. Namun semenjak PT Archi Indonesia Tbk dengan program Corporate Social Responsibility atau CSR, kami merasa sangat terbantukan. Produksi kami meningkat lantaran program CSR perusahaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Hery Rumondor selaku Head dept. External Relation PT MSM/PT TTN mengatakan, sudah menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melakukan pengembangan bagi masyarakat sekitar perusahaan.
“Perusahaan tentu punya program CSR, lewat program itu, perusahaan dapat memberikan berbagai bentuk bantuan yang dapat meningkatkan kinerja dan keberlanjutan UMKM, seperti bantuan modal, pelatihan, pemasaran, dan akses ke jejaring bisnis yang lebih luas,” jelas Rumondor.
“Untuk para pelaku UMKM binaan kami di Kabupaten Minut dan Kota Bitung, ada sekitar 20 pelaku UMKM yang aktif. Baik UMKM dibidang kuliner, fashion, kerajinan tangan, bahkan petani dan peternak semua lewat binaan kami. Bahkan produk mereka pun sering kami tampilkan dalam pameran baik yang digelar di wilayah Sulut maupun diluar daerah Sulut. Bahkan beberapa hasil produk kerajinan tangan, sudah sampai keluar negeri,” tambah Rumondor.
Rumondor juga menjelaskan, perusahaan akan terus melakukan mengembangkan kepada pelaku UMKM binaannya.
“Hal ini penting karena UMKM merupakan penggerak utama ekonomi nasional dan memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat,” tutup Rumondor. (***)