Lukisan Go Green Taruparwa, Karya ‘Sam Sianata’ Bernilai Satu Triliun Rupiah

Seniman Sam Sianata saat memperlihatkan maha karyanya, Lukisan Go Green Taruparwa yang berharga Triliun rupiah

Manado, SatuUntukSemua.id – Harga sebuah lukisan seringkali dijual dengan harga fantastis. Bahkan sampai tembus diangka satu Triliun rupiah. Publik kemudian sering kali bertanya-tanya apa yang membuat lukisan terjual dengan harga yang begitu fantastis.

Salah satunya, lukisan kecil karya Liem Sian An (Sam Sianata), seorang seniman keturunan Tionghoa, lukisan yang berdimensi panjang 39 cm serta tinggi 48 cm dengan bertema ‘Go Green Taruparwa’ ini, pada tahun lalu sempat dihargai dengan harga Miliaran rupiah. Namun di tahun ini, sang seniman menghargai lukisannya dengan harga satu triliun rupiah.

Taruparwa sendiri, adalah karya seni gabungan yang meliputi lukisan, lagu, logo, dan maskot yang diciptakan oleh sang senimana, Sam Sianata.

Menurut Sianata, ketika dirinya harus menetapkan harga sebuah lukisan karyanya dengan harga satu triliun, dirinya sempat ragu dengan penetapan harga yang sangat fantastis tersebut. namun ketika dirinya membandingkan dengan lukisan karya orang lain yang terlelang dengan harga diatas satu triliun rupiah, dirinya mulai yakin bahwa karyanya layak untuk di bandrol seharga demikian.

“Lukisan saya menyuarakan beberaoa hal besar bagi dunia, yaitu pertama untuk menggelorakan pelestarian lingkungan serta menggelorakan semangat persatuan (unity), dua hal besar ini adalah dasar kehidupan bagi komunitas mahluk hidup yang berkelanjutan di bumi ini. Kedua, lukisan Go Green Taruparwa, dibarengi dengan lagu Go Green Hijaukan Tanahmu, merupakan satu kesatuan karya untuk menggelorakan pelestarian bumi dan kerukunan umat manusia,” terang Sianata.

Dirinya menjelaskan, bahwa gabungan karya seni lukis dan karya seni musik dalam satu kesatuan tema, merupakan sebuah karya seni yang unik dan satu satunya di dunia.

“Ketiga, story lukisan saya melibatkan tokoh-tokoh besar, tokoh agama, tokoh politik, tokoh adat, institusi besar (TNI, Polri, Mahasiswa, ASN.  Dengan bangsa yang besar dan kaya akan sumber daya alam, kaya akan budaya, saya ingin membuktikan pada dunia bahwa karya seni bangsa Indonesia adalah karya seni yang berkelas, bervisi besar bagi kemaslahatan umat, sekaligus untuk mendorong para seniman nusantara agar  percaya diri dengan menghasilkan karya karya bertema besar bagi dunia,” jelas Sianata.

Bagi Sianata, background lukisan ini untuk mengekalkan apa yang sudah dirinya lakukan selama lebih dari seperempat abad, dalam menggelorakan persatuan dan kesatuan bangsa (unity) dengan tema ‘Kita Semua Bersaudara’, serta semangat menanam pohon untuk  menanamkan kedamaian dan kerukunan umat beragama.

“Waktu di Jogja, saya perna mengagas kegiatan Taruparwa, dimana kegiatan ini melibatkan Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dan para tokoh agama disana. Yang didalamnya, kegiatan menghijaukan bumi di berbagai tempat di Daerah Istimewa Jogjakarta dan Jawa Tengah khususnya. keberhasilan kami menghijaukan kembali lereng Gunung Merapi pasca meletus ditahun 2010 silam, sehingga kami dianugerahi sebagai Organisasi Massa Terbaik ditahun 2011 silam,  pada akhirnya kegiatan sosial ini, saya tuangkan dalam karya seni Go Green Taruparwa,” urai Sianata yang juga seorang aktivis dan pemerhati lingkungan.

Dirinya optimis, kelak lukisan Satu triliun rupiah Go Green Taruparwa, akan menjadi aset dunia dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

“Sebagaimana lukisan Monalisa yang telah menjadi kebanggaan bangsa Italia dan Perancis serta seluruh dunia. Saya menyadari bahwasanya ada saja anak bangsa yang masih berpikir, pesimistis dengan patokan harga  yang fantastis ini, namun cita cita dan visi/misi besar ini tidak boleh kandas dan saya tetap berjuang untuk membawa karya  bangsa Indonesia ini sebagai pelopor unity. Serta semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,”

“Kami akan terus berkampanye mendukungnya, menyuarakannya melalui sebuah karya seni Go Green Taruparwa ini, karena kami sangat paham bahwasanya salah satu hutan paru paru dunia adalah milik kita. bangsa Indonesia dan hanya kitalah yang selama ini membuktikan diri mampu bersatu dalam ke Indonesiaan. dengan Pancasila sakti yang kita miliki dan itu tak ternilai harganya,” tutup Sam Sianata atau akrab disapa meneer Sam.

Kegiatan sosialnya pun, kerap dia tuangkan dalam blog pribadinya, www.gogreentaruparwa.com. (***)

Pos terkait