Purbaya Yudhi Sadewa The Next Presiden Indonesia? Rizal Malaranggeng Contohkan Inggris

Purbaya Yudhi Sadewa ketika menjadi pembicara penutup dalam Investor Daily Summit 2025 bertajuk "New Economic Order" yang terselenggara di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Kamis (9/10/2025).

SATUUNTUKSEMUA.ID – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mempunyai gaya komunikatif, kebranian dalam mengambil kebijakan, sekaligus momentum publik.

Pengamat Politik Rizal Malaranggeng melihat, Menteri Keuangan itu dia mengurusi angka-angka, tapi dalam demokrasi yang matang angka-angka itu adalah refleksi dari sikap politik.

“Karena itu, the highest officier of politics itu adalah Menteri Keuangan. Menteri keuangan jangan main-main lo, kalau tradisi parlemen Westminster Inggris itu sebelum jadi Perdana Menteri biasanya, jadi Menteri Keuangan dulu; chancellor of the exchequer,” ungkap Konsultan Politik dari Gubernur Maluku Utara sekarang, yakni Sherly Tjoanda Laos, di Unggah komisidotco, Minggu (12/10/2025) malam.

Mari kita lihat latar belakang Presiden/Perdana Menteri, dengan latar belakang sebagai Menteri Keuangan terlebih dahulu:

* Winston Churchill (PM Inggris 1940-1945)
* Nicolas Sarkozy (Presiden Prancis 2007-2012)
* Fernando Henrique (Presiden Brazil 1995-2003)
* Pranab Mukherjee (Presiden India 2012-2017)
* Najib Razak (PM Malaysia 2008-2018)
* Anwar Ibrahim (PM Malaysia 2022-Sekarang)
* Santiago Pena (Presiden Paraguay 2023-Sekarang)
* Lawrence Wong (PM Singapura 2024-Sekarang)

Kenapa Bisa Jadi Next Presiden?

* Momentum Awal dan Visibilitas Publik
– Rekam jejaknya sebagai ekonom yang cukup dikenal dalam lingkungan birokrasi dan sektor keuangan.
– Penunjukan sebagai Menteri Keuangan meningkatkan eksposur publiknya secara nasional.

* Analogi Dengan Jokowi (2012-2014)
– Jokowi sebelum menjadi Presiden adalah figur lokal, gerakan rakyat plus citra bersih. Kombinasi itu yang menarik Dimata publik.
– Jika Purbaya bisa mempertahankan citra murni ekonom, penggerak kebijakan plus mendekat ke akar rakyat itu bisa menjadi modal kuat.

* Gaya Komunikasi dan Keberanian Opini
– Purbaya dikenal sebagai ekonom yang blak-blakan, misalnya dia sempat berkata “jangan percaya IMF, tanya saya saja”.
– Gayanya tegas dan tidak diplomatis berlebihan, sangat bisa menarik simpati publik yang bosan dengan politik normatif.

* Aksi Kebijakan Yang “BERANI”
– Dia sudah memulai langkah besar injeksi dana sebesar 200 triliun rupiah ke sistem keuangan guna memacu aktivitas ekonomi.
– Ada ekspektasi bahwa dia bisa mempercepat relokasi anggaran ke daerah dan stimulus lokal untuk menutup defisit.

Pos terkait